Kamis, 16 Juni 2016

Jalan Jalan ke Bawean




Hari itu, gw berada di ujung kapal yang membawa rombongan kita ke pulau Gili Noko. Pulau yang jika diibaratkan wanita mungkin dia akan menjelma jadi Dian Sastro. Manis dari kejauhan, cantik ketika dalam jangkauan.

Gili Noko? Jika kalian menebak pulau ini berada di Lombok, maka kalian salah. Gili Noko berada di Kepulauan Bawean. Bukan, bukan makanan yang digoreng berisi irisan kol dan wortel. Itu sih Bakwan. Jika kalian bertanya tanya dan masih gatau dimana letak Bawean maka kalian ga sendiri. Menurut survey 50% orang Indonesia dan 100% orang bule yang gw tanya pasti gatau dimana Bawean. Wajar saja karena Bawean salah satu surga tersembunyi yang keberadaanya hanya diketahui segelintir orang dan sedang berkembang menjadi salah satu destinasi wisata favorit di masadepan yang dikaruniai 2 tempat terbaik untuk menikmati matahari terbenam.




Bawean terletak di Kabupaten Gresik. Dapat ditempuh dalam 3 jam jika kita naik kapal cepat seharga IDR 150.000 dari pelabuhan Gresik, atau 8 jam jika kita menaiki kapal lambat seharga IDR 76.000 tetap dari pelabuhan Gresik. Untuk mencapai pelabuhan Gresik terlebih dulu kalian harus menuju kota Gresik yang bisa ditempuh 3 jam perjalanan darat menggunakan mobil dari Surabaya. Kalian bisa menyewa mobil carteran seharga IDR 450.000/mobil atau jika kalian sendiri bisa naik angkot dari stasiun Pasarturi di Surabaya ke Gresik dengan cukup membayar IDR 10.000.

Kapal express menuju Bawean jalan setiap hari jam 09.00 WIB kecuali hari jumat. Sedangkat kapal lambat jalan setiap senin, rabu dan jumat jam 21.00 WIB. Jadi apapun pilihan kalian jangan sampai kalian ketinggalan.

Total perjalanan ber jam jam tak akan terasa sia sia ketika kita menginjakkan kaki di pulau Bawean. Begitu keluar pelabuhan kita sudah disambut hamparan sawah membentang di kiri dan kanan jalan menuju pelabuhan kecil tempat kapal untuk hopping island. Untuk berkeliling Bawean kita bisa rental mobil seharga IDR 550.000/hari atau motor seharga IDR 60.000/hari.

Karena hampir dipastikan kita akan tiba pada siang hari jika menggunakan kapal cepat. Maka begitu sampai di Bawean lebih baik langsung mencari hotel jika kalian memang tidak punya kenalan di pulau ini. Hotel disini berkisar antara IDR 250.000 – 350.000/malam.


Setelah memesan kamar dan memesan kendaraan rental, saatnya menuju spot sunset pertama kita yaitu Tanhung  Ga’an. Eh kalian bertanya tanya ga sih apa itu Tanjung Ga'an yang gw sebut tadi? Pengen tau ga? Pengen tau aja apa pengen tau banget? Karena gw traveler yang baik hati nih gw kasih tau. Tanjung Ga'an adalah nama suatu Tanjung (menurut ngana??). Sejenis daging yang ada di rumah makan Padang (itu TUNJANG WOI!!).  Disini lo bisa melihat matahari yang tenggelam. Ya, beneran tenggelam ke dalam cakrawala jika langit sedang bagus. Kita bisa ngeliat perlahan lahan buletan jingga itu seolah olah hilang ke dalam lautan. Perlahan lahan..pelan pelan banget..hingga lep!! Habis semua. Keren kan?? Emang keren pake banget!! Tapi cara kesana itu Pe eR banget. Kita harus naik kapal dulu, trus turun di pinggiran karang, trus jalan merunduk agar ga kepentok karang. Cukup? belom kok. Setelah itu kita harus manjat karang setinggi 2 meter untuk mencapai atas. Dari sinilah keindahan senja dimulai.




Eits, tapi tenang. Buat kalian yang ga ada jiwa petualangannya bisa melewati jalur lambat, yaitu menyusuri pantai dan mendaki melewati batu batu yang landai. Intuk mencapai tempat ini kita hanya perlu mengeluarkan duit IDR 350.000 untuk menyewa kapal yang berkapasitas 15 orang.

Keesokan harinya kita akan menikmati alam bawah laut Bawean. Untuk kapal snorkling kita bisa menyewa dengan biaya IDR 800.000/hari dengan kapasitas 15 orang. Dan disinilah gw berada. Di ujung kapal ditengah laut kepulauan Bawean dan menuju salah satu pulau terbaiknya. Gili Noko.

Gili Noko ini adalah sebuah pulau pasir yang akan tertutup air sebagian jika laut sedang pasang. Sehingga ketika surut pasir yang mulus dan putih dan lembut akan muncul. Sekali lagi Tuhan menunjukan kesempurnaanNya pada negeri ini. Langit yang biru cerah bercampur gradasi laut biru dan tosca yang dibatasi cakrawala dan diakhiri putihnya pasir di kaki kita. Siapapun pasti jatuh cinta.

Ngomong ngomong soal jatuh hati. Gw ga tau, apakah waktu bisa jatuh hati. Jika ia memang bisa, maka pastilah ia jatuh hati pada tempat ini. Di kepulauan Bawean ini waktu berjalan lambat-lambat. Ia tak tergesa seperti di kota, tempat segala sesuatu menjadi tua sebelum waktunya.





Oiya buat kalian yang menyukai Freedive atau pecinta kedalaman, disini adalah arena bermain kalian. Karang dan coral sudah terlihat di kedalaman 1 meter. Jika ingin tantangan lebih, kalian bisa berenang sedikit menjauh ke area kedalaman 5-8 meter untuk menikmati ikan ikan yang asik mencari makan tanpa memperdulikan kehadiran kita. Tampaknya manusia bukan ancaman buat mereka. Atau setidaknya mereka beranggapan seperti itu. Dan tugas kalianlah agar ikan ikan itu tetap berpikiran seperti itu.

Disini pun banyak bintang laut warna warni dan Clown Fish yang lucu, tapi jangan sekali sekali berpikiran untuk memegang atau (lebih parah) memindahkan bintang laut itu ya. Iya, memindahkan bintang laut adalah suatu perbuatan yang sangat tidak dianjurkan. Kalian tau berapa lama waktu yang diperlukan seekor bintang laut untuk berpindah tempat?? Kalian ga mau kan lagi enak enak bersantai tiba tiba diangkut oleh orang ga dikenal dan diturunkan bukan di tempat semula atau bukan di tujuan kalian??



Begitupun dengan coral. Walau coral disini kayak pelangi dan memanjakan mata yang melihat, tapi jangan sesekali memegangnya. Selain bias merusak coral itu sendiri, tangan kalian juga rentan terkena racun yang terkadang ada di coral tersebut. Ya, beberapa spesies coral memeliki kesamaan seperti wanita cantik, yang luarnya indah memiliki kecenderungan mengeluarkan racun jiika disentuh.

Destinasi terakhir kita adalah Gili Selayar. Tempat terbaik yang bisa Bawean kasih untuk menikmati matahari tenggelam selain Tanjung Ga'an. Pulau dengan 70% pasir yang membentang panjang membuat spot ini seakan jadi spot foto privat. Kalian bisa kayang, salto, maen bola, maen layangan, bikinian sampai bugil tanpa takut terlihat orang lain.


Yup, pulau disini sama seperti di Lombok. Nama depannya pake Gili yang memang berarti pulau. Jika Gili Noko diibaratkan  Dian Satro, maka Gili Selayar ini deperti Chelsea Islan. Kecil, cantik dan tak kalah mempesona.





Hamparan pasir putih membentang dan memanjang dari Timur ke Barat dan dihiasi latar belakang matahari tenggelam di balik gugusan gunung di Bawean membuat kita seperti gamau pulang dan terus menikmati betapa indahnya ciptaan Tuhan.  Walau sunset disini kehalangan oleh gunung kembar (beneran gunung yang kembar, bukan gunung kembar itu..ehm!!) tapi ga menghalangi indahnya sinar cahaya hangat yang mentari bawa, seolah memberi sinyal dan jalan kepada sang rembulan yang telah mengintip malu dari sebrangnya. Ah betapa gw sangat bersyukur menjadi satu dari sekian orang yang bisa datang dan menikmati ini semua sebelum menjadi terkenal dan banyak didatangi pejalan, baik yang bertanggung jawab atau tidak bertanggungjawab. 


Jika kalian bukan tipe petualang atau anak mami, tapi tukang jajan, Bawean punya alun alun full makanan dan live music, dan gw rasa alun alun ini surga dunia buat kalian. Kalau malam-malam kita jalan menyusuri alin alun Bawean, dengan mata telanjang kita akan lihat betapa disepanjang jalanan ini begitu banyak jenis makanan tersedia, mulai pecel ayam, somay, ayam goreng, sate, roti, martabak, kue cubit, hingga berbagai jenis makanan lainnya. Semua dengan harga miring. Cukup merogoh kocek IDR 20.000 aja kalian dah bias dapet makanan lezat. Jangan lupa mencoba makanan khas Bawean yaitu Koncok Koncok. 

Satu satunya yang lebih banyak dari makanannya adalah pengunjungnya, yang tertawa canda menikmati malam sepanjang alun alun. Gw sebagai salah satu pecinta wanita kuliner jelas sangat senang ngeliatnya, inilah pesta ala rakyat. Tak ada dana trilyunan ala wisma atlet, tak ada penggelapan senilai milyaran ala Markus pajak, tak ada mafia ala PSSI Ya, inilah pesta rakyat.
Ayo terus berjalan kawan, menyusuri bumi dan menemukan keajaiban-keajaiban kecilnya, karena Tuhan menunjukkan banyak keindahan yang tak Ia tunjukkan pada mereka yang menghabiskan umurnya di dapur dan tempat tidur.

NB : Ditengah  terjangan berbagai kabar buruk di negeri ini, gw sangat ingin memberikan sebuah cerita tentang indahnya negeri kita, cerita yang bisa membuat kalian (minimal) iri dan tersenyum. Cerita yang bisa membuat kita berkata : aku cinta Indonesia.. :)

Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...