Selasa, 27 Maret 2012

Baluran, the Africa van Java...



Gw ga tau, apakah waktu bisa jatuh hati. Jika ia memang bisa, maka pastilah ia jatuh hati pada tempat ini. Di savana dan hutan baluran ini waktu berjalan lambat-lambat. Ia tak tergesa seperti di kota, tempat segala sesuatu menjadi tua sebelum waktunya.

Jika waktu punya rasa, maka orang yang tinggal dikota besar akan tau hal ini : bahwa setengah jam sebelum jam delapan pagi adalah rasa yang paling tidak enak didunia. Orang-orang menyetir mobil maupun motor dengan membabibuta, seakan-akan tidak pernah belajar rambu rambu sebelumnya. Di waktu ini stok kesabaran memang selalu terbatas, ia seringkali melahirkan emosi-emosi yang susah dijaga. Jadi saran gw, jangan iseng mencari gara-gara dengan mereka yang berada dijalan raya dikisaran jam delapan pagi, karena stok kesabaran yang sedikit itu akan membuat orang mudah lupa bahwa kita pernah upacara dibawah bendera yang sama.


Maka pagi itu 22 Maret 2012 gw amat bersyukur, ditengah banyaknya waktu menjelang jam delapan yang gw habiskan dikota, ada hari dimana gw bisa  melewatkan jam delapan dengan damai, dengan tanpa tergesa. Di taman nasional baluran, pada jam delapan pagi kita akan disapa suara segar debur ombak dan kicauan burung, dan ketika kita membuka tirai jendela akan segera terlihat ratusan monyet berlompatan disekitar kamar. Tak ada absensi sidik jari, tak ada lampu merah yang macet dan juga segala jenis definisi keruwetan lainnya. Hanya ada matahari pagi, segarnya hutan, putihnya pasir pantai, jernihnya laut dan lucunya ikan nemo yang sedang bermain-main di tengah-tengah anemon si terumbu karang.

Perjalanan ke Taman Nasional Baluran bermula dari ajakan Nurul, sebenernya sih gw yang maksa ikut. Dalam data base otak gw, yang namanya Taman itu adalah sebidang tanah di halaman atau ditengah kota dengan beberapa jenis bunga semacam melati atau mawar yang dipadukan dengan bonsai yang tertata rapi, dimana kambing dan sapi dilarang masuk. Namun ketika tau  bahwa Baluran adalah Africa Van Java maka mulai goyahlah keyakinan tentang definisi dan bentuk sebuah taman.

Senin, 05 Maret 2012

Sekarlangit, tempat bidadari turun dari langit..



Selamat pagi Sekarlangit..

Pagi ini pagi yang cerah setelah semalaman hujan turun. Gw terbangun karena si Fafa teriak teriak subuh.. "bangun banguunn!!udah jam 6..solat sana masih bisa kok..ustadnya masih ada di mesjid tuh..". Gw langsung buru buru ke mesjid buat solat keburu ustadnya pulang. Selesai solat dan ustad udah pulang gw mau balik ke camp buat beresin tenda, tapi ditahan sama Suging yang minta temenin ngecas HP. Jadilah kita nungguin ngecas HP sampe ketiduran, pas balik ke camp dengan ajaibnya semua tenda udah rapi.. (berasa punya jin yang bisa beresin tenda..)

More than words... :)





Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...