Setiap detik kita selalu menemui kenyataan baru yang berulang: Tumbuh. Meninggalkan potongan potongan cerita masa lalu untuk bertemu dengan kejutan-kejutan berikutnya. Namun kita selalu bisa pulang. Setidaknya gw bisa selalu pulang, sejauh ini. Berlari lari ke perbukitan di pinggir desa yang kini udah ga ada, atau bermain bola saat menjelang purnama.
Masa kecil memang menggoda, dan kehidupan begitu sederhana : Tertawa berarti bahagia, tersenyum berarti senang, dan wajah masam berarti kecewa. Saat itu gw emang belum begitu tertarik layar kaca, yang kelak menjadi guru terbaik untuk berpura-pura.
Menjadi tua dan memiliki pilihan mungkin adalah sebuah kutukan. Kutukan yang sama dengan ketika kita memiliki pengetahuan. Terusir. Setiap kita mendapatkan pengetahuan baru, maka kita akan segera terusir dari kenyamanan lama, menuju tempat yang lebih gelisah, tempat yang memiliki lebih banyak pilihan.
Pengetahuan juga menyebabkan adam memiliki pilihan pilihan. Dari awalnya hanya hanya tau tentang surga, maka dengan pengetahuan yang didapatnya ada muncul bumi dan neraka.
Nah ijinkan gw bercerita. Gw yang awalnya gatau apa apa tentang travelling mulai mengenal dunia yang luar biasa ini pada akhir 2012, lalu selama taun 2012 gw mulai menjelajahi indahnya negara ini dengan cara mengikuti trip trip yang diselenggarakan orang lain. Dari situlah muncul pikiran kira kira gw bisa ga ya travelling tanpa mereka?