Sabtu, 11 Juli 2015

Di pantai Ora gw resmi jatuh cinta




Saat masih kecil barang mewah buat gw adalah majalah Bobo dan majalah Donal bebek yang selalu di bawain sama ibu setiap kamis, serta sebuah sepeda. Berjam-jam waktu kecil gw bakal habis untuk masuk dalam dunia bebek dan tikus yang gw baca. Miki tikus dan Donal terlanjur membuat gw percaya bahwa cewek cantik di dunia itu Cuma dua: Dessy dan Minnie. Saat itu gw sungguh berharap punya teman bermain secantik mereka, sekonyol Donal dan seseru petualangan Miki. Kebahagiaan masa kecil yang sederhana.

Tumbuh menjadi besar terkadang ngerusak semuanya. Senggaknya gw jadi tau, bahwa ternyata perempuan paling cantik didunia itu bukan Dessy Bebek atau Mini tikus. Suer, seberapapun kalian menyangkalnya, gw tetap percaya bahwa Dian Satro jauh lebih cantik daripada si Dessy pacar Donald, walau lebih seksi Dessy karena dia gapake celana. Maka pengetahuan tentang Dian Sastro dan Tia Ivanka telah membuat gw terusir dari salah satu pekarangan indah masa kecil gw.

Tumbuh menjadi besar udah gw  bilang ngerusak segalanya. Semakin banyak Dian Satro – Dian Satro bermunculan dalam hidup gw. Dia menjelma menjadi modernnya merek hape, ia menjelma menjadi trendynya model sepatu. Dan ia menjelma menjadi status pekerjaan yang terus diburu. Sungguh, Dian Satro ga pernah kelar. Pengetahuan selalu mengusir kita dari satu bentuk Dian Satro ke bentuk Dian Satro yang lain. Dari satu label ke label yang lain, dari satu merk ke merk yang lain.

Orang bilang, gw lagi tumbuh nyari identitas, dan gw mencarinya kedalam tas carrier dan sendal gunung, ke dalam fin dan alat snorkle, kedalam canggihnya handphone, kedalam simpelnya action camera, kedalam murahnya tiket promo, kedalam hangatnya pelukan thermoguard, kedalam blog, kedalam lezatnya makanan,kedalam hitamnya kopi dan kedalam indahnya jatuh hati

Dan disinilah, di tempat ini gw jatuh hati. Diantara sinar mentari pagi, diantara indahnya coral warna warni dan diantara nikmatnya pisang goreng di sore hari.


Gw  dan banyak pembawa tas punggung lainnya selalu percaya, bahwa Tuhan selalu cinta pada mereka yang menempuh perjalanan, dan bahwa para penyusur bumi ini banyak dinaungi keberuntungan. Salah satunya adalah saat gw trip ke Ora. Udah tau kan tentang pertemuan gw sama cewek hitam manis kayak kecap bernama Paras di Bandara itu? Belum? Kasian. Nih cerita lengkapnya bisa dibaca DISINI.

Males baca? Udah jomblo, males baca pula. Pantes jomblo!! Sini gw ceritain sedikit. Ah gajadi deh. Gw males ngetik. Muahahaha.

Sebagai traveler pemula nan amatir, Gw lagi lagi  punya banyak cerita-cerita kecil yang menurut gw menakjubkan, yang pasti ga bakal gw dapat jika misalnya gw menghabiskan hari libur gw dengan nonton tivi seharian. Men, menonton tivi terlalu lama itu menghapus keberuntungan-keberuntungan kita untuk mendapati keajaiban-keajaiban kecil diluar sana.

Salah satunya cerita ke Ora ini. 12 Jam yang lalu gw berada di Jakarta sendirian. Sekarang gw udah berada di Ora bersama 20 manusia manusia hebat yang luar biasa yang sama sekali belum gw kenal. Terutama para cewenya. Cakep cakep!!! Gw penganut teori, ngeliat cewek cakep 5 menit efeknya sama kayak makan wortel sekilo. Di trip ini gw kayak ngerasa makan wortel berkilo kilo. Orang bijak pernah berkata tak kenal maka tak sayang. Walau kenal pun belum tentu sayang kan? Jadi nih gw kenalin, siapa tau ada yang lo demen. Siapa tau lo jodoh. Hih, Ngarep!!!

Tante Maria, Tante Ida dan Tante Santi adalah trio tante tante terngocol yang pernah gw temuin. Ditambah Attar sebagai anak Tante Santi yang udah menjelajah Indonesia sejak dini. Umur segitu gw masih maen layangan, nyolong nyolong nonton bokep nangkepin ikan di kali sama nyolongin rambutan tetangga.


Om Fian. Pria berbadan kekar ini adalah objek dan model poto versi pria yang sangat memanjakan para potografernya. Dia jago berpose dan ga bosen mengulang adegan loncat ke air berkali kali. Sayang banget doi terluka hatinya kakinya karena tertusuk bulu babi.


Bunda Riri adalah salah satu wanita tertangguh yang pernah gw kenal. Kecantikan, semangat dan ketangguhan hasil tempaan pengalaman hidup dan traveling masih terlihat di usianya yang sudah tidak muda lagi. Beliau adalah anggota trip tertua di trip ini. Karena itulah kita memanggilnya bunda.



Disisinya hampir selalu ada mbak Erma dia travelmate setia bunda. Dari ceritanya tampaknya perjalanan travelingnya bersama bunda sangat membuat gw iri.

Om Fian, Bunda Mbak Erma

Lalu ada Trio Koh Daniel, Ci ling Ling dan Tante Vio. Mereka ga ada matinya di trip ini. Mulai dari nyanyi, berdebat, bercerita dan bercanda. Seakan akan batrenya full terus. Sampe sampe rasanya gw mau nyolok casan hape ke mereka klo batre hape gw abis.

Ki - Ka : Mas Ryan, Koh Daniel, Tante Vio, Ci Ling Ling

Berikutnya ada dynamite duo om Dipa dan om Hari. Layaknya Batman dan Robin, Superman dan Superboy, Iron Man dan War Machine, Si Buta dan Kliwon, Mini dan Dessy, Unyil dan Ucrit. Maka Get Lost punya mereka. Sama sama kompak, sama sama lucu dan sama sama stress.


Trus ada Nanda dan Rheza. Ah gw gatau bagaimana deskripsiin pasangan yang berbahagia ini. Yang satu mengabadikan Indonesia lewat tulisan. Yang satu mengabadikannya lewat jepretan. Keduanya sama sama saling mencinta. Mencinta kepada Indonesia. Cara mencintai yang keren kan?

Ini nanda yang sebelah kiri..

Tau dong ini siapa?

Kemudian ada tiga dara. Dienda, Dhianing dan Vely. Well, gw gatau kenapa disebut tiga dara. Padahal mereka ga punya sayap dan bulu. *itumah burung dara nyet!*. Inget kan teori kebun wortel gw tadi. Nah 3 Cewek ini melipatgandakan teori wortel gw. Ngeliat mereka 10 menit sama kayak makan wortel sekebun. Mata rasanya terang banget sampe kayaknya gw bisa ngeliat masa depan.

Tuh terang kan?

Last but not least. Kenalin yang namanya Anindya. Dia itu mant... *mati lampu*




Pagi itu dibawah sinar matahari pagi, gw berdiri di dermaga. Dengan badan menggigil karena habis snorklingan dan berfreedive di sekitar dermaga. Melihat mas Anton mengarahkan para peserta untuk poto menggunakan drone. Sambil menggosok gosokan tangan yang jarinya mulai mengeriput sesekali gw menunduk, memandang kaki yang sedang menginjak lantai dermaga berwarna coklat tua.

Dulu, kaki ini sering berjalan berdampingan dengan  dia. Baik nonton, makan atau sekedar jalan jalan ga jelas.

'Kita mau kemana?', tanya gw waktu itu.

'Aku lagi males mikir. Kemana aja yang penting sama kamu', jawabnya sambil tersenyum manis

Tapi, itu dulu.

Sekarang walau kaki yang sama hanya berjarak beberapa meter, tapi hati yang sama seakan berjarak ribuan kilometer. Dekat namun terasa begitu jauh. Aneh ya? Kadang tubuh melakukan perjalanan yang cukup jauh untuk melupakan seseorang, namun kayaknya hati masih tetep tertinggal di suatu tempat.

Tubuh berjarak, tapi hati ga ikut bergerak.

Kaki melangkah, namun hati tampak sudah lelah.

'Ayo ayo semua siap di posisinya ya. Liat ke atas!!', suara mas Anton membuyarkan lamunan gw. Gw langsung nyebur. Ngambang dikit menghadap atas. Terlihat drone dengan hembusan anginnya yang sedang mengudara. Mencari sudut terkeceh buat diabadikan.

'1...2...3...cheese!!'




Selesai berpoto keluarga, kita akan menuju spot snorkling di sekitar Ora Resort. Spot pertama berada di sebuah tebing yang sayangnya udah banyak dicoret coret tulisan ga mutu. Disini viewnya luarbiasa. Akan tetapi underwaternya kurang begitu bagus, tapi menjadi rumah untuk beberapa Clown Fish. Akan tetapi untuh mencapainya kita harus turun sekitar 5 meter agar bisa selfie bersama makhluk lucu ini.


Hello Nemo!!!

Destinasi berikutnya adalah Goa di dalam tebing. Untuk mencapainya susah susah gampang. Susah karena kita harus menyelam dan berenang ke dalam air sejauh 1 meter untuk memasuki goanya. Mudah karena disini airnya dalam jadi gw bisa leluasa turun dan naik tanpa takut kepentok karang.




Oiya disini harus berhati hati agar tidak ketusuk bulu babi yang menempel di dinding ya.Sungguh, rasanya sakit kena bulu babi itu melebihi rasanya sakit hati. Setelah puas berfoto, saatnya embali ke Ora Resort.

Seperti yang gw bilang kemaren bahwa setiap sudut Ora ini potoable banget. Spot utama yaitu Ora Beach Eco Resort yang ngeheiiitzz itu. Disini kita bisa poto baik dari dermaga, tempat makan, pantai, jembatan, bahkan dari depan kamar langsung. Semua indah.

Di rumah lautini gw menghabiskan malam

Dan ini rumah tetangga

Disini kita menginap dan menghabiskan 2 malam yang luar biasa. Alternatif menginap lain adalah di desa Sawai. Berjarak sekitar 30 menit dari Ora Resort. Disana gw akan melakukan aktifitas yang baru ini gw lakukan ketika trip, yaitu menananam bakau. Tau kan menanam bakau? Bukan, bukan tanaman yang jadi bahan dasar rokok. Itu mah tembakau. Bakau itu adalah tanaman yang ditanam di lahan basah yang berguna untuk menahan abrasi.

Jika hati ini daratan yang terkikis karena abrasi. maukah kau menjadi tanaman bakau ku?
(Clayton, 2015)



Sebelum menuju destinasi terakhir, hujan turun. Ah, hujan. Setiap trip sama dia pasti hujan selalu turun. Kalian pasti setuju dong klo dalam hujan mengandung semacam zat yang memicu munculnya kenangan. Baik yang diinginkan maupun tidak. Dan gw selalu suka sama hujan selama itu ga di jakarta. Kenapa? Baca DISINI

Destinasi terakhir adalah Hatu Pahu Pahu, sebuah tebing yang cukup tinggi dan memungkinkan kita untuk melihat view yang asik. Dari atas sini kita bisa melihat view yang bisa membuat gw sibuk dititipin hape orang lain, memotonya dan kembali memasuknya ke dalam tas. *tas gw*

Karena hujan sudah reda, maka kalian tau kan apa yang muncul setelah hujan? Bukan, bukan ojek payung. Maksud gw pelangi meeenn. Kapan lagi ngeliat pelangi beneran? Bukan dalam bentuk mol di daerah semanggi.



Cuma, untuk naik kesini kalian harus memanjat deretan anak tangga yang terrbuat dari batu batu karang yang cukup terjal dan menguras tenaga. Untungnya di sisi kanannya sudah dipasang pegangan. Tangga aja ada pegangannya, masa hati kamu nggak?




Perjuangan gw ga sendiri. Di depan gw ada Tante Santi, Tante Vio dan 3 Dara yang berjuang bersama gw. Masalah mereka sama, selalu berhenti setiap 10x melangkah. Setelah berhenti yang kesekian kalinya, kita sampe di puncak.


"Naahh, walau susah akhirnya kita bisa juga kan?", ucap Tante Santi yang tadinya lelah mendadak semangat begitu tau bakal dipoto.

Hah?? Kata kata si tante bener juga. Gw balik badan dan terdiam ngeliat deretan anak tangga yang berhasil gw taklukan. Ternyata gw sanggup naik sampe sini dalam pendakian yang cukup menguras tenaga. Beberapa anak tangga terakhir rasanya berat banget karena kaki yang udah pegel, napas yang seret kayak makan nastar tanpa minum dan keringat yang membanjiri badan ngebuat 10 anak tangga terakhir keliatan sepanjang jalan Gatot Subroto.



Sama halnya kayak move on yang emang gampang gampang susah. Kita yang selama ini sudah terbiasa dengan canda tawanya harus keluar dari zona nyaman itu. Kita sering merasa takut, takut melepas masa lalu, suatu masa yang telah usai dan meninggalkan sesuatu untuk dikenang yaitu kenangan. Klo diibaratin makanan maka kenangan tuh ga punya tanggal kadaluarsa. Jadinya awet kayak Raisa sama pacarnya Raisa. Dan juga takut akan masa depan yang ga akan memberikan rasa yang sama. Rasa yang dulu membuat hati terasa lengkap. Rasa yang pernah membuat tai kucing pun terasa coklat.

Atau karena kadang kita bertahan pada si pemberi luka. Kebahagiaan yang dia beri lebih dari pada sakit yang ditinggalkannya

Meski begitu langkah terberat bukan disitu, justru di langkah pertamalah yang berat. Disitulah niat kita diuji. Karena perjalanan sejauh apapun selalu dimulai dengan langkah pertama.

Yang kita butuhkan hanya keberanian untuk mengambil langkah pertama. Seperti halnya langkah pertama menaiki Hatu itu. Kekuatan niat diuji di langkah batu pertama.

 Konon, ngebuang sesuatu di tempat yang tinggi dapat memberi kepuasan tersendiri. Kita ga akan tau dimana letak berlabuhnya sehingga ga berusaha ngambil lagi. Di atas tebing ini gw siap ngosongin hati dari segala beban. Beban yang selama ini selalu terasa menyesakkan. Beban yang selama ini memunculkan kenangan dan bayangannya.

Angin yang bertiup di atas tebing ini menghantam seluruh tubuh gw. Seolah membawa seluruh beban hati yang selama ini mengikuti. Sulitnya proses move on menandakan bahwa perjuangan ga hanya pas mencinta, tapi juga pas ngelepasin. Dan sekarang gw dah siap ngosongin hati, ngebuang semua beban agar abis itu siap mencinta lagi. #eeaaaa

I went to Ambon, just to see the wonderful view
I must move on, forgetting you is what i will do

Akan ada waktunya bagi cinta yang baru yang akan datang. Akan ada sepatu kanan lain yang gamau pisah dari sepatu kiri. Percaya deh semua itu akan ada. Tuhan Maha Asyik kok!!

Hati udah kosong. Tapi kamera ga boleh kosong. Maka dari itu, gw mulai mengabadikan pemandangan dalam bentuk data. Action!!




Matahari mulai terlelap, memanggil sang bulan untuk menemani malam. Kita berada di atas kapal yang membawa kita kembali ke Ora Resort. Sampe resort - bersih bersih - solat - makan. Kenyang makan gw duduk di teras belakang homestay. Menikmati malam terakhir disini. Menghirup udara dalam dalam. Mencoba mengisi paru paru dengan sebanyak mungkin udara jernih bebas polusi yang bercampur aroma laut. Entah kenapa setiap datangnya malam, kenangan akan dirinya ikut datang. Seolah angin malam membawanya bahkan ke pinggiran ora beach ini.



Yang gw baca, otak manusia emang didesain untuk mengingat, bukan melupakan. Tapi, cukup sediakan ruang kosong di pojokan otak kita untuk menaruh semua kenangan itu dan sesekali dilihat utuk dijadikan pelajaran berharga yang bernama pengalaman. Biarkan kenangan itu muncul sesekali, tapi abaikan sering kali.

Menjelang tidur gw bengong merenungi hape gw yang ga sengaja nyemplung dan ga lolos tes renang sambil menikmati ratusan bintang di langit. Iyalah namanya bintang di langit, klo di meja makan namanya rantang!! Gw jadi inget perkataan si tante tadi, ternyata klo kita mau kita pasti bisa. hanya saja persoalannya kita mau melangkah atau ngga?? Dan kita pasti bisa.(kita?? lo aja kaleeee)


When i travel with get lost, i don't need any compass
You were the one i love the most and now you're just my past


Ayo terus berjalan kawan, menyusuri bumi dan menemukan keajaiban-keajaiban kecilnya, karena Tuhan menunjukkan banyak keindahan yang tak Ia tunjukkan pada mereka yang menghabiskan umurnya didapur dan tempat tidur.

NB : Ditengah  terjangan berbagai kabar buruk di negeri ini, gw sangat ingin memberikan sebuah cerita tentang indahnya negeri kita, cerita yang bisa membuat kalian (minimal) iri dan tersenyum. Cerita yang bisa membuat kita berkata : aku cinta Indonesia.. :)


 *maap ya potonya seadanya, hape gw masih sekarat di rumah sakit gegara ga lulus tes renang, semoga ga sampe almarhum*

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Ora ini sebenarnya keren tapi sayang pelayanan nya kurang memuaskan :(

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...