Jumat, 28 Februari 2014

Kalau bisa gratis kenapa harus bayar??



Kawan, pernahkah kalian nyoba mempelajari hal baru dan merasa gagal? Kita harus sepakat bahwa dalam tiap hal pasti ada aja hal baru atau kesempatan pertama. Tapi taukah kalian bahwa kadang ketakutan kita terhadap hal baru kadang lebih besar daripada ukuran sebenernya. 

Sederhananya, kita sering ngerasa takut gagal hanya karena kita belum pernah nyoba atau melakukannya. Inget ga? Pada saat kita kecil, kita nyoba mainan baru seperti naik sepeda roda dua. Sebelum mahir kan kita pasti mengalami jatuh dan jatuh terus dan harus terus mencoba sampai pada suatu ketika kita bisa berteriak HORE!! untuk keberhasilan kita.

Namun tak sedikit dari kita yang memutuskan berhanti karena frustasi mengalami kegagalan terus menerus. Kalau udah sampai titik itu maka kita ga bakal pernah bisa mengendarai sepeda.

Hal yang sebaliknya adalah ketika kita terus nyoba walau harus jatuh dan lecet. Ya, belajar mengendarai sepeda itu seperti mempelajari hal lainnya dalam hidup. Kegagalan kadang datang bertubi tubi. Sampai sampai kita ga inget di percobaan ke berapa kita berhasil menguasainya. Ada yang inget kapan kita berhasil mengendarai sepeda??

Kata orang sih, cara tergampang  untuk melakukan sesuatu adalah dengan melakukannya (yaiayalah!!). Jadi judulnya adalah berani mencoba dan mencoba berani.

Nah tahun 2014 adalah tahun yang mengasyikkan buat gw. Gimana nggak? Di tahun ini gw diberi kesempetan untuk mencoba segala sesuatu yang ga pernah gw pikirkan dan gw lakukan sebelumnya. Mencoba keluar dari sebuah ruang hangat bernama zona nyaman. Dan seperti gw percaya bahwa Tuhan selalu cinta penjelajah bumiNya.



Pada sore hari itu gw sedang dalam perjalanan menuju pasar induk. Yap tujuan gw adalah Bandung dan gw udah bertekad ga akan mengeluarkan duit lebih dari IDR 15rb untuk transport sampe ke Bandung dan hingga kembali lagi ke Jakarta. Perjalanan kali ini gw bersama Ejie dan janjian bertemu di pasar induk. OK perjalanan dimulai.

Saat mau berangkat tiba tiba ada sms dari seorang temen Ejie bernama Wawan yang mau menitipkan kamera ke Ejie. Okelah kita ketemuan di Kelapa Dua. Setelah beberapa saat menunggu datanglah Wawan dan siapa sangka dia mau menawarkan mobilnya untuk ditumpangi ke pasar induk untuk memberi kejutan pada Ejie. Ini tumpangan pertama gw. IDR 0.



Akhirnya gw sampe di pasar induk. Disini kita ditemenin pak Seno yang bertugas sebagai penerima duit ketika ada mobil yang keluar dari pasar induk. Nah disinilah kita menunggu dan mencari mobil berplat D  tujuan Bandung. Ga peduli mobil pribadi , mobil bak maupun truk. Setelah menunggu beberapa saat akhirnya kita melihat sebuah mobil bak berplat D lewat. Ejie langsung sigap menyetop dan mendekati mobil itu. Negosiasipun dilakukan. Akhirnya diketahui si akang menuju Cilenyi dan kita boleh numpang sampe pintu tol terdekat dengan Pasteur.

Di bagian depan mobil bak D 8906 YO itu duduklah kita berempat. Kang Iwa tanpa K sebagai supir, Cecep sebagai co supir, Ejie sebagai makhluk tercantik di mobil ini dan Dude Herlino Gw. Ternyata kang Iwa tanpa K ini asik diajak ngobrol. Dia bercerita tentang kerjaanya sebagai supir sawi, derita gagal panen, tiap hari bolak balik jakarta-bandung buat anter sawi sampai detail harga jual sawi.

Ga kerasa 2 jam udah berlalu dan akhirnya kita sampai di belokan takdir. Lurus menuju Cilenyi dan ke kiri menuju Pasteur. Kita turun disini dan berfoto sejenak sambil berdoa ga ada polisi yang lewat karena memang ada larangan menurunkan penumpang di tol. Puas poto2 maka kita jalan menuju gerbang tol terdekat sambil berharap mendapat tumpangan lagi. Sampai sinipun pengeluaran gw masih IDR 0.


Akhirnya gerbang tol terlihat. Kita bisa keluar di situ....rencananya. Tetapi ternyata itu adalah gerbang tol BAROS..ia BAROS dan bukan PASTEUR..Fakkk!!! Ternyata pasteur masih 4 kilometer lagi!! Yawdah kita memutuskan keluar disana menghubungi temen di Bandung. Mereka awalnya sempet ga percaya ketika gw bilang lagi jalan di pinggir tol. Akhirnya mereka meutuskan jemput kita di gerbang tol Baros. Aaahh..rejeki anak soleh..

ini Ejie

ini Dude Herlino

15 menit..30 menit..45 menit...ini pada belum dateng juga. Poto poto udah, makan snack udah. Akhirnya Optimus Prime terpaksa di keluarin. Lalu kita asik poto poto lagi sampai 30 menit kedepan. Sampai Yudis dan Berta dateng layaknya pangeran berkuda besi yang menembus dinginnya udara malam kota yang pernah menjadi saksi panasnya kota lautan asmara ini.





Tujuan pertama adalah Braga. Disini Guntur, Seli, Haris dan Soca udah nunggu. Sayang kita gabisa ngobrol terlalu lama karena udah malem dan Braga akan dirajia. Oia disini selepas jam 12 malem maka akan ada rajia untuk mengurangi maraknya geng motor yang selalu meresahkan umat.

Setelah berjanji untuk kumpul lagi besok maka gw menuju rumah Yudis untuk nginep dan Ejie ke rumah Seli. Sampai sini tetep pengeluaran gw IDR 0 dan besok kita akan main ke Tahura. Tahura?? Ngapain kita maen ke Tahura?? Jangan kemanamana karena cerita akan gw lanjutin di episode besok.

Trip Hitchhike now, Think later.

Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...