Kamis, 14 Juni 2012

Pulau Semak Daun : lebih dari semak dan daun..



Pagi itu 3 Juni 2012 gw sangat menikmati moment saat berada di ujung kapal nelayan, terayun-ayun ombak sambil memandangi pulau-pulau kecil berpasir putih yang betebaran disekitar laut Kepulauan Seribu. Perahu kecil kami melaju pelan menembus perairan jernih menuju spot snorkeling pertama. Kejernihan laut memancar dari wajah kami. Ada ketenangan dan kesegaran luar biasa yang gw dapatkan disana, diatas perahu kecil itu. Namun hal berbeda gw rasakan saat naik kapal verry, tak ada kenikmatan rasanya. Di negeri ini setiap menggunakan fasilitas angkutan massal gw seringkali merasa berada ditempat penampungan bencana.

Sesi yang menjadi salah satu favorit gw adalah saat berenangdi antara ikan ikan berwarna warni yang datang saat kita memberi mereka makan di dekat Pulau Air. Gw jadi teringat saat berada di Karimun Jawa. Satu satunya hal yang merusak suasana adalah saat ada kaki kaki ga bertanggung jawab yang mendadak muncul dan membubarkan ikan ikan itu. Kebauan kali ya??

Kalau kita flesbek semalam sebelumnya ga pernah terkira kita akan bisa menikmati ini semua pagi harinya. Cerita dimulai pada sabtu sore yang cerah, secerah hati kita yang akan menyebrang ke Pulau Semak Daun. Perjalanan ini dikomandoin oleh Om Jarot. Di kapal gw dapet beberapa kenalan cewe kece ditambah sunset yang menawan. Sore yang indah. Akan tetapi semua berubah ketika negara api menyerang malam harinya terdengar suara menggelegar dari arah mesin kapal.


yang ini..

ditambah ini..gimana ga ajiibb..

Spontan kita langsung noleh. Siapa yang iseng maen petasan di tengah laut?? Ternyata mesin kapal bermasalah. Engga, hal itu ga buruk, yang bikin buruk adalah kenyataan bahwa kita tengah berada di tengah laut dan lautnya sedang berombak pula!!! Tapi buat gw sih the worst day travelling is better than the best day working.

Justru saat saat seperti inilah yang membuat bekpekeran terasa seru. Jadilah kita minta bantuan kapal lain untuk narik kita ke P. Pramuka dan kita rencananya akan berganti kapal menuju ke Semak Daun. 1 Jam kemudian kita sampai ke Pramuka dan langsung mencari toilet untuk melepas hajat yang tertunda gara gara kapal janc*k itu.

kapal juanc*k!!!

Sejam kemudian kita sampai di Semak Daun. Waktu saat itu menunjukkan pukul 02.00 WIB. Ga pake basa basi lagi kita langsung diriin tenda dan masak. Dipimpin langsung oleh chef kita yaitu Miss Clara. Buat yang belum tau beliau adalah jebolan Master Chef Zimbabwe yang sudah berpengalaman lebih dari 40 tahun di dunia perdukunan masak memasak.

chef kita..bunda Clara

Itu semua hanyalah sedikit hal yang bisa kita nikmati di Semak Daun, itu adalah semacam sambal yang membuat liburan menjadi lebih menggigit. Menu lain yang bisa kita nikmati adalah terumbu karang nan cantik dan jaim. Kabar baiknya kawan, seperdelapan dari seluruh populasi terumbu karang dunia ada di Indonesia. Itu artinya adalah bahwa lautan kita merupakan kebun terumbu karang terbesar didunia. Mari berteriak hore!! Di Kep. Seribu, dengan tiga ratus pulau dan perairan dangkalnya yang jernih kita bisa menghabiskan waktu seharian dengan snorkeling ke berbagai spot yang menakjubkan. Menikmati keragaman terumbu karang yang bertebaran dimana-mana sambil sesekali menggoda ikan-ikan kecil yang berenang-renang lincah.




Seperti yang gw sering tulis bahwa para backpacker dinaungi banyak keberuntungan. Sebelum menikmati sudut-sudut laut dan jelajah darat Semak Daun kami dimanjakan oleh kuliner laut dan masakan bunda (panggilan gw untuk chef kita). Pagi-pagi bahkan sebelum kami bangun bunda telah menyiapkan teh manis hangat dan sarapan dengan berbagai menu, mulai ikan, mi rebus hingga balado yang nikmat. Pada malam hari, setelah sampai kami disuguhi "sahur" berupa berbagai jenis ikan laut segar yang dibakar dengan bumbu kecap buatan bunda. Jika berada disana kalian akan takjub melihat cara kami makan, semua makan dengan porsi jumbo. Terlebih lagi Andi dkk yang selalu setia membuat kekacauan, betapa mengerikan cara mereka makan malam.

Takkan kalian temukan orang yang makan dengan porsi malu-malu seperti cewek-cewek yang sedang kencan pertama di cafe-cafe. Oh, maaf ada. Si Thatha makan dengan porsi kecil, hanya nasi putih lauk telor dadar dan tahu. Vegetarian yang berada di tengah laut kadang memang terlihat menyedihkan. Hey, hanya terlihat kawan, bukan benar-menyedihkan. Gw yakin Thatha bahagia saat makan berlauk tahu, karena tahu Semak Daun memang lezat sekali. Pada waktu pertama kali disajikan saja tahu goreng tepungnya langsung habis, gw sampai hampir ga  kebagian, ugh. Ah, indahnya kebersamaan.


menu vegetarian : orek tahu telor..

Paginya kita bangun pagi pagi dan menuju dermaga untuk berburu sunrise serta melihat wujud Semak Daun di pagi hari. Ternyata pulaunya kecil dan ga sampe 15 menit untuk mengelilinginya. Siangnya setelah sarapan kita bersiap untuk snorkling serta bertemu ikan ikan kecil nan lucu itu.






Tetap sehat, tetap semangat karena besok kita akan jalan jalan ke Derawan (yeaaahhh!!)

NB : Ditengah  terjangan berbagai kabar buruk di negeri ini, gw sangat ingin memberikan sebuah cerita tentang indahnya negeri kita, cerita yang bisa membuat kalian (minimal) iri dan tersenyum. Cerita yang bisa membuat kita berkata : aku cinta Indonesia.. :)


Trip now, Think later..

7 komentar:

IMELDADITYA mengatakan...

aku suka kata2nya yg --> the worst day travelling is better than the best day working. kereennn

Iya, semak daun keren banget yaaa... aku pengen lagiii..

Ramdan Nasution mengatakan...

hahaha..bener kan kata katanya???ayooo kita snorklingan ke tempat lain lagiii.. :)

IMELDADITYA mengatakan...

Hidup ngetriplah pokoknya hehehe

Ayooo... kita ke pulau harapan yuukkk

Ramdan Nasution mengatakan...

ayooooo...kapan nih???klo ga bentrok ikutlah... :)

IMELDADITYA mengatakan...

abis lebaran yaaa... ntar minta anggar buatin itinnya hehehe

Unknown mengatakan...

Kangeeeeeeeennnnnnn

Unknown mengatakan...

Kangeeeeeeeennnnnnn

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...