Jumat, 25 Mei 2012

Sepenggal Cerita tentang Jogjakarta..


Menjadi backpacker dan memiliki pilihan mungkin adalah sebuah kutukan. Kutukan yang sama dengan ketika kita memiliki pengetahuan. Terusir. Setiap kita mendapatkan pengetahuan baru, maka kita akan segera terusir dari kenyamanan lama, menuju tempat yang lebih gelisah, tempat yang memiliki lebih banyak pilihan. Pengetahuan juga menyebabkan adam memiliki pilihan. Dari awalnya hanya hanya tau tentang surga, maka dengan pengetahuan yang didapatnya ada muncul bumi dan neraka. Baiklah, maka izinkan gw bercerita. Cerita tentang bekpekeran, banyaknya pilihan dan sedikit keajaiban

Awal cerita kecil nan ajib ini bermula ketika gw diajak Anggar menghadiri ultah BPI Jogja yang kesatu. Sebagai makhluk Allah yang taat tentunya klo ada undangan kita harus dateng dong?? Maka ketika tiket kereta sudah habis kita berinisiatif nyewa mobil. Pokoknya target cuma 1 yaitu dateng ke Jogja gimanapun caranya. Mulailah kita mencari massa yang mau dikibulin diajak untuk ke Jogja agar semakin murah patungannya.


Jadilah terkumpul 12 orang perwakilan Jakarta untuk ikut. Kita jalan dari Jakarta pukul 22.30 WIB menggunakan 2 mobil. Dan suatu kesalahan fatal kami buat. Ternyata supir kita adalah orang berotak gede berkapasitas kecil sehingga ga bisa bedain mana jalanan macet mana jalanan lancar. Baginya semua jalanan itu lancar. Tipe supir kayak gini nih yang cepet masuk surga, karena bisa membuat penumpangnya inget ma Tuhan.

Di jalan kita menyaksikan sebuah bencana. Sebuah mobil berisi 6 orang tertabrak kereta dan terseret sejauh 500 meter. Semua penumpangnya langsung pergi menghadap Yang Maha Kuasa. Ada yang bilang bencana itu terjadi sebagai hukuman Tuhan kepada para pendosa. Gw sendiri sementara ini justru sedang bertanya tanya, benarkah Tuhan sedang menghukum hambanya yang terlalu berdosa? Logika gw memang sederhana, kalau Tuhan memang sedang menghukum pendosa, kenapa yang terhukum justru masyarakat pedesaan dan pesisir yang lugu, sementara koruptor besar dan pengemplang uang negara justru ga kesentuh serta bisa bersantai studi banding keluar negeri dan juga ada yang nonton tenis malah.





Di surabaya, lokalisasi terbesar di asia tenggara pun masih tetap meriah, jangankan kena wedus gembel, hujan abu pun tidak. Masa Tuhan salah menghukum? Kalau logika seperti ini yang dipakai maka sungguh gw prihatin sekaligus khawatir, karena secara ga sadar kita sedang menghakimi korban bencana sebagai kaum pendosa. Menurut gw ini sungguh ga adil dan ga patut. Kita bangsa yang korup dan pendosa, itu mungkin benar, tapi bencana kecil macam kecelakaan  ini sampai  bencana besar seperti gunung meletus adalah sunatullah agar keseimbangan energi bumi tetap seimbang, bumi sedang melepaskan energinya secara berkala. Saudara kita yang tertimpa musibah sedang kesusahan, maka janganlah justru menghakimi mereka dengan mengatakan itu adalah hukuman Tuhan. Wallahu a’lam.

Oia dalam perjalanan ke Jogja kita menurunkan 3 orang penumpang yaitu Hendra yang turun di Magelang karena mau naik ke Gn. Sumbing. Lalu Diah yang mau pulang ke rumah orang tuanya setelah ribut ma suaminya. Terakhir adalah Fita yang bernasib sama dengan Diah (pulangnya, bukan ributnya). Yang bikin situasi ini asik adalah di setiap orang yang kita antar kita akan mendapatkan -minimal- makan gratis, syukur syukur bisa mandi gratis. Daripada nyari masjid atau POM bensin???

Di rumah Fita jugalah gw mulai bagi bagi kaos trip kali ini. Tentu saja setelah mareka melunasi biaya trip ini. Dari sini kita diberi arah oleh pamannya Fita, tapi tetep aja mobil gw yang berisi Gw, Andika dan Norumi nyasar berkeliling kota .

Sampai di homebase temen temen BPI Jogja di dareah Kotagede kami langsung bersih bersih dan siap siap untuk menikmati Jogja malam hari. Tujuan pertama adalah memegang "Tugu Jogja Kembali". Ternyata pas sampe sana udah ruameeee..tapi ga masalah. Kita isi perut dulu dan nyantai nyantai di angkringan KR. Kenapa KR?? Karena angkringanya tepat berada di depan kantor Kedaulatan Rakyat. Pada tau ga Kedaulatan Rakyat apa?? Itutuh semacam koran koran gituu..



Puas makan makan?? Maka dimulailah strategi memegang Tugu. Karena kita banyak maka kita pake strategi "total football" yaitu 1-2 orang dulu yang pasang gaya, lalu sisa 18 orang lainya langsung nyerbu dengan alasan ingin dipoto. Sampe orang yang ga kenal pun ikutan lari gabung minta dipoto. Jadilah kita berhasil poto poto dan memegang Tugu itu. Hayoooo siapa yang ngaku orang jogja tapi blm pernah megang Tugunya??




Puas 'menjajah' Tugu selanjutnya kita maen ke Alun alun. Pada tau ga di alun alun ada apa?? Yup klo kalian pernah denger Cerita Beringin kembar dimana yang bisa ngelewatin akan dapet jodoh maka disinalah TKP legenda itu. Dan percaya atau ngga ternyata susah susah gampang ngelewatinnya. Caranya adalah sbb :

1. berdiri di depan gerbang di pinggir jalan, mata kita ditutup kain
2. diputer3 x searah jarum jam
3. diarahkan ke antara 2 pohon
4. jalan dengan mata ketutup dan ditemani 1 orang untuk jagain sampai melewati tengah tengah 2 beringin.

Susah?? Jangan salah, itu baru tahap 1. Setelah berhasil melewati tahap 1 masih ada tahap 2, yaitu :

1. mata tetap ditutup
2. jalan dari 1 beringin ke beringin sebrangnya dengan tangan ke arah depan
3. maju sampai menyentuh tembok beringin di sebrangnya
4. nunduk mencari lobang dengan mata masih tertutup
5. begitu ketemu lobang masukin kepala ke lobang
6. begitu kepala masuk lalu berdoa

Ternyata ada 2 ornag Jakarta yang berhasil yaitu Andika dan Herman *prok prok prok*




Hmmm..selain wahana Beringin tadi di Alun alun juga ada becak  berlampu loh. Tapi berhubung masa kecil gw sudah cukup bahagia maka gw ga nyobain tuh becak.


Maka saatnya kita pulang. Tapi dijalan anak anak pada beli minuman semacam bir dengan botol berwarna hijau yang katanya untuk menghangatkan diri. Gw dan Hadi gamau kalah dong. Jadilah kita beli bir juga, bedanya yang ini adlaah bir syariah alias HALAL.

bir syariah.. :p

Maka malam itu terasa begitu pendek, akan tetapi kita harus tetap istirahat mengimpulkan tenaga yang tersisa karena keesokan hari kita masih akan jalan jalan ke Goa Cerme. Slamat malam Jogja..


1 komentar:

aliapeng mengatakan...

indah kota jogja

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...