Sabtu, 11 Agustus 2012

Taman Nasional Gunung Halimun Salak (edisi Halimun)

Ga ada angin ga ada hujan sebuah pertanyaan terbesit di benak gw..

Apa yang lo cari dari sebuah trip??

Ada yang nyari kebanggan sudah dateng ke sebuah tempat. Ada yang mencari jati dirinya sendiri. Ada pula yang tujuannya mencari teman. Beberapa mencari pengalaman. Sebagian orang mencari poto poto yang bagus. Dan ga sedikit pula yang mencari cerita bagus untuk diceritakan kembali baik lisan atau tulisan.

Buat gw, trip adalah petunjuk Tuhan. Tiap trip gw adalah ajang dari kesombonganNya. Setiap daerah yang gw datengin adalah pengingat betapa indah kreasiNya.. Setiap langkah yang kaki gw ambil dan setiap jengkal yang mata gw lihat adalah pengingat betapa Tuhan sangat sayang sama gw. Dan setiap waktu di hidup gw, menurut gw adalah trip dengan Tuhan. Karena gw yakin bahwa Tuhan selalu bersama penjelajah bumiNya

Sebagai backpacker pemula nan amatir, gw punya banyak cerita-cerita kecil yang menurut gw menakjubkan, yang pasti ga bakal gw dapat jika misalnya gw ngabisin hari libur gw dengan menonton tivi seharian. Kawan, menonton tivi terlalu lama itu menghapus keberuntungan-keberuntungan kita untuk mendapati keajaiban-keajaiban kecil diluar sana. Percaya deh!!!
.
Kali ini gw punya sebuah cerita kecil tentang TNGHS. Ada yang tau??Ya betuuull..TNGHS itu adalah Taman Nasional Gunung Halimun Salak.. tempat jatuhnya peawat Sukhoi beberapa waktu lalu. TNGHS adalah salah satu taman nasional yang terletak di Jawa bagian barat. Kawasan konservasi dengan luas 113.357 hektare ini menjadi penting karena melindungi hutan hujan dataran rendah yang terluas di daerah ini, dan sebagai wilayah tangkapan air bagi kabupaten-kabupaten di sekelilingnya. Melingkup wilayah yang bergunung-gunung, dua puncaknya yang tertinggi adalah Gn. Halimun (1.929 m) dan Gn. Salak (2.211 m). Keanekaragaman hayati yang dikandungnya termasuk yang paling tinggi, dengan keberadaan beberapa jenis fauna penting yang dilindungi di sini seperti elang jawa, macan tutul jawa, Owa jawa, dan lain-lain.


Tapi kali ini gw kagak mau ke Gunungnya. Walaupun setiap lelaki ditaktirkan jadi "pendaki gunung" tetep aja gw ga terlalu suka. Gw musuh bebuyutan dengan dingin. So gw hanya menjelajahi desa dan curug beserta kebun teh yang ada di kaki gunungnya aja.


Klo lo ngira pemandangan disini biasa aja. Lo salah besar!! Disini pemandanganya ajiiib..terutama buat kalian yang bisa bangun pagi melawan rasa dingin dan kantuk yang menyergap, maka pemandangan luarbiasa akan menyapa dan memanjakan mata.



Kali ini gw melakukan trip ber 8 orang. Entah karena gw kelamaan trip beduaan aja di Sulawesi atau gimana, gw ngerasa segini tuh kebanyakan. Kita ber 8 masuk ke dalam 1 mobil. Ternyata jalanan ke sana paraaahh. Klo bisa ngomong pasti pantat gw dah demo minta kenaikan gaji karena dipaksa kerja keras.

Seperti kata pepatah "tak kenal maka tak sayang, kenal pun belum tentu sayang" maka ijinkan gw memperkenalkan tim stress (bukan tim sukses yaa) trip kali ini :

Clara




Perempuan (mudah mudahan perempuan) satu ini adalah definisi sempurna cewek idaman gw lelaki. Cantik, sexy, gaul, pinter dandan, pinter masak (masakkanya uenaak poolll), pinter mijit, pinter ngerayu, pinter arrange jadwal, dan masih banyak hal keren lainnya. Tapi jangan ketipu, mukanya sih manis, tapi kelakuannya sadiisss!!!

Budi


Anak yang sangat terkenal saat kita masih SD iniadalah cerminan AGJ (Anak Gaol Jakarta). Dengan kuping ditindik dan kemampuan maen kartu yang mumpuni. Buat para pria, hati hati terhadap lirikannya. Randi dah jadi korbannya.

Wongso


Warga asli Jogja yang merantau ke Jakarta. Bahasanya masih campuran antara Indonesia-Jogja-Melayu. Fotografer paling hebat dalam tim kita. Mempunyai side job sebagai tukang rokok. Dia adalah orang yang paling dicari ketika kita butuh oksigen tambahan (kita?? Lo kali gw ngga!!). Sayang kemampuan fotografinya ga berbanding lurus dengan kemampuan maen kartunya.

Randy


Pasangan maho Budi dan Guide lokal yang kita rekrut sebagai penunjuk jalan. Hobinya ngumpet diantara pohon teh. Guide serba bisa. Bisa nyalain api unggun, bisa bakar jagung, bisa goreng kentang, bisa mijit juga, dan yang paling berguna adalah bisa bawa minum saat trekking.

Hans

Hans yang belakang ya..

Kesan pertama ngeliat Om om bersuara ngebass dan bertatto ini adalah  "Waah..preman insyaf darimana nih??pasti jago trekking". Kesan kedua setelah trekking "Waah..kakek kakek darimana nih??napasnya pendek amat".

Doris


Gw bingung mau jelasin apa ini?? Doi ga ikutan main kartu, ga ikutan bergadang, ga ikutan ngopi saat puasa (yaialah, batal dong), tapi paling interest saat kita poto poto. Yang asik doi lebih suka jadi yang moto daripada yang dipoto. Cocoklah.

Adit




Nah klo yang ini adalah tipe pria idaman wanita nih. Jago nyupir, rela anter kita sampe depan pintu, kuat nyupir semaleman, bisa bikin bumbu jagung bakar. Hanya saja jangan sekali2 ajak trekking. Kenapa?? Hmmm..kasih tau ga ya???

Perjalanan dimulai dari Jakarta. Kita dijemput masing masing ke rumah. Hanya si Randy aja yang di jemput di Cibadak. Ga lupa kita belanja di Pasar. Masalahnya adalah si Clara masih pake pakaian kantornya yang gaol gilaa. So kunjungan 15 menit kita di pasar berkembang menjadi gosip ibu ibu sekitar selama 1 minggu. Dan gosipnya adalah ada artis "tukang bubur naik haji" yang lagi syuting di pasar Cibadak. Ngacooo!!!

baju gini masuk pasar tradisional  =  artis!!!

Paginya kita tiba di TNGHS. Begitu masuk ada 1 objek poto yang sayang klo dilewatin. Apalagi klo bukan gapura selamat datang. Ternyata dari sini ke desa Citalahab masih 1 jam perjalanan penuh deru dan debu. Saran gw bawa pantat cadangan klo masih sayang ma pantat


Sejam kemudian kita sampe di Desa Citalahab. Setelah beberes dan istirahat secukupnya kita mulai berangkat eksplor sawah. Hamparan sawah yang hijau bertingkat jadi pemandangan yang akan kita jumpai disini. Ditambah para petani yang sedang menanam sawah mempercantik pemandangan siang itu. Tapi kita harus hati hati ketika berjalan diantara pematang sawah karena pematangnya lembek banget. Klo ga hati hati maka sawah berlumpur sudah menunggu mangsanya. (lirik Clara..)




Sorenya kita explor kebun teh. Beuuhh kebun teh sore hari tuh ajiiiiiibbbbbb...pemandanganya beneran keren Beda sama kebun teh di Curug Malela. Dateng sendiri klo ga percaya.







Sesampainya di penginepan pas banget buka puasa. Kita langsung buka puasa dengan jagung bakar dan semangkok mi rebus buatan chef Clara. (ai lop yu pul dah)


mi rebus paling enaakk..

Puas trekking??Nanti dulu. Siapin kaki kalian untuk trekking lagi. Tujuanya adalah ngeliat glowing mushroom di bawah kanopi trail di deket stasiun penelitian sehabis buka puasa. Sayang gada yang bisa mengabadikan si jamur ini karena jamur ini hanya nyala dalam kolor gelap

Jujur nih. Brangkatnya ga berat. Pulangnya yang beraaaat. Kita harus kembali melintasi jalanan penuh batu dan melewati jalur macan. Jadi dilarang bakar daging disini ya kalau ga mau diterkam macan. (klo diterkam cintamu mau doong..) #lanjuut

Malemnya ngapain ya? Selooww..ada beberapa aktifitas yang bisa jadi pilihan. Kita bisa bakar jagung, bisa main kartu, bisa ngeliatin bintang bintang, bisa main kartu atau bisa bikinin kopi buat yang main kartu.

Oia, jangan lupa bawa penghangat tubuh masing masing karena menjelang subuh disini dingin loh. Sedingin hatiku tanpamu. #eaaa

Kukuruyuuuuukkk...

Pagipun datang. Membawa sang mentari yang bermahkotakan embun pagi menyusup ke alam mimpi. Membawa kita kembali ke bumi. Selamat pagi Citalahab. Setelah beristirahat semalaman badan semua orangpun kembali segar. Eh maap, ada seorang yang ngeluh kakinya masih pegel.

Gapake lama, Wongso, Doris dan Budi langsung keluar untuk berburu sunrise. Clara sok sokan ikutan keluar sedangkan gw merajalela menguasai daerah yang ditinggalkan Clara untuk tidur. Ga berapa lama menikmati daerah jajahan ternyata sang empunya daerah kembali lagi ngeringkuk karena ga tahan dinginnya.

Tapi jika kalian berani keluar menahan dingin yang menyeruak, maka kalian akan disuguhkan pemandangan yang kereen. Seenggaknya itu yang Trio Libels itu bilang saat mereka balik. Bener kan kata emak klo bangun pagi itu banyak rejeki. *sambil ngringkuk tarik selimut*






Bangun bangun udah agak siang. Itu berarti kita harus siap siap menuju Curug Pi'it. Oke darisini gw udah wanti wanti. Buat yang 50 tahun keatas atau punya penyakit Wasir gw saranin sebaiknya jangan ikut. Karena jalan yang akan kita tempuh akan seberat perjalanan ke barat Sun Go Kong untuk mengambil kitab suci.

Jalanan yang full batu selama sejam akan menjadi appetizer kita. Bukan cuma itu, setelah turun kita masih harus menempuh perjalanan menuruni bukit dan melintasi pematang sawah (yang lembek dan kecil) serta melintasi bebatuan di kali. Ingat disini jangan sesekali memikirkan trek balik. Inget itu!!!

Setelah sekitar 1 jam trekking akhirnya kita sampe ke Curug Pi'it. Ga seperti curug lain yang mana kita berada dibawahnya. Disini kita justru berada di atas curug. Jadi buat yang galau dan mau ngerasain terjun bebas dari atas air terjun. Tunggu apalagi, sekaranglah saatnya.






Puas poto poto disini kita pun balik. Ternyata baliknya lebih berat dari berangkatnya. Kita harus menanjak tanjakan (yaialah, nanjak ya di tanjakan) yang bersudut 45 derajat. Yang bikin sulit adalah jalan setapaknya. Karena ketika teman di depan kita berhenti otomatis rombongan belakangnya juga berhenti karena ga ada tempat untuk membalap. Disini gw ngebayangin ketika tepar maka gw minum salah satu minuman berenergi dan bilang "BISA!!!" lalu seketika tenaga gw pulih dan melanjutkan perjalanan.


Akhirnya kita sampe ke mobil lagi walau kaki dan jantung protes keras karena dipaksa kerja keras. Sekarang mereka bisa istirahat. Tapi giliran pantat yang bekerja. Jalanan baliknya ajegileee. So, nikmatilah karena ini seninya sebuah trip

Sesampainya di homestay perjuangan belum usai. Karena kita akan berebutan mandi. Tentu saja yang pertama mandi udah ketebak. Sang tuan putri kitalah yang ngotot mau mandi duluan. Gw sih maunya kita mandi bareng. Tapi gw simpen dalam hati aja pikiran itu daripada piso dapur nancep di leher.

Menjelang magrib kitapun bersiap untuk pulang. Tentu saja pantat udah dicas karena kita akan menempuh jalan berbatu (lagi) selama pulang. Yang asiknya kita pulang dianter sampe rumah masing masing. Om Adit co cweeet banget sih.

Ayo terus berjalan kawan, menyusuri bumi dan menemukan keajaiban-keajaiban kecilnya, karena Tuhan menunjukkan banyak keindahan yang tak Ia tunjukkan pada mereka yang menghabiskan umurnya didapur dan tempat tidur.

Tetap sehat, tetap semangat karena besok kita akan main ke tetangga, yaitu Gn. Salak

NB : Ditengah  terjangan berbagai kabar buruk di negeri ini, gw sangat ingin memberikan sebuah cerita tentang indahnya negeri kita, cerita yang bisa membuat kalian (minimal) iri dan tersenyum. Cerita yang bisa membuat kita berkata "aku cinta Indonesia.." :)


Trip now, Think later..


6 komentar:

Magdalena mengatakan...

Envy sama glowing mushroomm... bikin laper

Yuraaa mengatakan...

stuju ama pragraf trakhir..
klo mlihat keindahan alam Indonesia bangga jdi org indonesiaa..

Fahmi mengatakan...

mantap!! tripnya seru, foto -fotonya seru! dan saya suka dengan kata - kata yang terakhir, "Trip now think later" *saya juga sering traveling secara impulsif hehe

Ramdan Nasution mengatakan...

@yourha : jangan minder sama negara lain..negara kita ga kalah indah kok.. :)

@fahmi : tks bro..so, trip now, think later lah!!! :D

Detriman mengatakan...

jadi pengen ke gunung lg ....

xhamone plus mengatakan...

wah mantap banget pemandangan-nya ..

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...